Skip to main content

Bisakah nikah tapi belum ada Rasa cinta?

Bismillah

Sekarang Aku lagi mengkhatamkan buku psikologi pernikahan yg ditulis oleh Dr. M. Iqbal. Buku ini Menarik Karena mengungkapkan beberapa fakta lapangan pernikahan berdasarkan hasil riset Pak Iqbal.

Salah satu hal yang terngiang Dari buku tersebut mengenai pasangan muda Yang banyak bercerai Karena faktor menikah hanya didasari cinta, cinta buta. Pernikahan karam karena tidak dilandasi ilmu, perencanaan yg matang, juga kurang iman. Hanya cinta buta terhadap pasangan yg dijadikan dalil. Alhasil, setelah menikah baru diketahui ternyata pasangannya penyuka sesama jenis, ternyata pasangannya pemarah, pemalas, penjudi, pecandu narkoba, dan banyak hal lain yg baru terungkap setelah menikah. Padahal, mereka BERPACARAN sebelum menikah. Bukankah dalil orang pacaran adalah untuk perkenalan sebelum nikah?.  Jadi kepikiran, lah jadi pas pacaran ngapain Aja? Huhu. 

Alhamdulillah Aku menikah tanpa melakukan proses pacaran. Proses kami hanya dipertemukan oleh perantara, meminta pendapat orang tua, Minta info dan pertimbangan orang yg in syaa allah solih/ah, dan tentunya nanya Sama Allah juga.

Setelah  proses 3 bulan perkenalan (serius utk menikah) lalu suami dan keluarganya ke rumah utk berkenalan dengan keluargaku dan khitbah. Yes, itulah saat pertama kali suamiku dan keluarganya berjumpa dengan keluargaku, dan langsung khitbah. Lalu 6 bulan setelahnya Kami menikah.

Apakah saat itu Aku sudah cinta dengan doi? Honestly, nope. Belum ada Rasa cinta itu, how do I know? Yaa, Karena yg Namanya cinta Kan ada Rasa suka, ingin dekat, ga mau pisah, takut kehilangan, kepikiran doi terus, dsb. Nah, it has not happened to me, so I am confident waktu itu Aku belum cinta Sama beliau hehe.

Then why I accept him? Karena Aku suka dengan apa yg Aku ketahui ttg beliau, pribadinya, akhlaqnya, kedekatannya dgn keluarga, ilmunya, pengalamannya, rekan2nya, juga hafalan Qur'annya (wlpn banyak Harus murojaah lg hehe). Yang terpenting adalah nanya sm Allah shgga Allah kasih petunjuk. Salah satu petunjuk Allah dan menjadi alasan utama Aku menerima beliau adalah ortuku redho sm bliau, apalagi papa. Papa lah yg nyuruh lgsg khitbah krna kata papa "permudahkan urusan orang lain nak, biar Allah memudahkan urusan Kita" melting euy.

So yes. Alhamdulillah finally we got married. Waktu itu perasaan nyampur Aja sii tp again, cinta Masih Blom hihi. Lantas sekarang gimana? Alhamdulillah udah cinta doonk. Cinta Karena kesabarannya, cinta Karena akhlaqnya sebagai suami, cinta Karena cintanya pada Allah.

Jadi untuk menjawab pertanyaan Di judul postingan ini "bisa kah nikah tp Blom cinta?" Bisa bangeeet, asalkan landasan Kita menikah jelas. Lah yg diawali cinta Aja ada yg Kandas Di tengah jalan, na'udzubillah. Mungkin Karena pertimbangan hanya Karena cinta semata, tapi bukan Yang lainnya.

Well, bagi temen2 yg mau nikah tapi Ragu krna belum ada Rasa, don't worry. Cinta bisa dibangun kok, asalkan istikharah, ortu redho, doinya solih Dan akhlaqnya baik. Dahh bismillah maju jalan :)

Comments

Popular posts from this blog

Baper

Bismillah Kenapa ya kebanyakan yang baper itu cewek? Dari perkataannya sebenernya udah ciwi banget hehe “bawa perasaaan”. As we know, yang lebih suka pake perasaan kan cewek, kalo cowok biasanya lebih menggunakan logika. Walaupun, bukan berarti cewek ga berlogika sama sekali dan cowok ga berperasaan at all yaa. Ini hanya fakta umum sifat yang dominan pada gender saja. Dan semua itu bil hikmah, Allah menciptakan perbedaan cowok dan cewek dari banyak hal tentu ada hikmahnya bahkan ini merupakan salah satu tanda Kebesaran Allah. Ya dong, secara cewe cowo sama2 manusia tapi unik dan (bisa) beda banget dalam beberapa hal tertentu makanya sepasang cowo cewe a.k.a suami istri (bukan sejenis ya) itu akan saling melengkapi kelebihan dan kekurangan masing2. Kekurangan istri adalah kelebihan suami, dan sebaliknya. Nah, dalam hal berumah tangga biasanya chance baper ini akan terbuka lebar. Setan mah selalu mencari celah kelemahan kita ya, dimana kalo ga disikapi dengan baik baper ini akan me...

Jum’at, 5 Juni 2015

Bismilllah Ini cerita tentang proses Jum'at, 5 Juni 2015. Tanggal ini menyejarah dalam hidupku karena banyak hal yang berubah, bukan hanya status. Alhamdulillah di tanggal ini aku menggenapkan setengah dien. Tidak kusangka ternyata seniorku di kampus yang Allah pilihkan sebagai imamku. Bukan hanya satu kampus tapi juga satu organisasi  Forum Tarbiyah (FOTAR) Teringat saat itu September 2014 aku lagi buru2 ke LRT Station KLCC, waktunya sore karena aku baru selesai mengajar. On my way to LRT Station aku buka chatt WA, tertera nama kak fit (murobbiahku), beliau bilang “Assalammu’alaykum puti, in syaa Allah udah siap nikah kan? Ini ada ikhwan yang siap nikah juga. Biodatanya udah saya kirim ke email puti silahkan dibaca, istikharah dan dipertimbangkan”. WHATZ? Langkahku sempat terhenti, calon? Nikah? Hmm I keep questioning my self “r u really ready to get married?”. Rasanya siap ga siap yah. Feelingku mengatakan nih ikhwan kayaknya ikhwan Fotar deh sehingga aku membalas chatt ka ...

RencanaNya begitu Indah

Bismillah.  Suatu malam pertengahan tahun 2007. Aku duduk terdiam di depan komputer salah satu warnet dekat rumahku. Aku tidak percaya dengan hasil yang kulihat, tertera keterangan bahwa aku tidak lulus SPMB. Kuimbas kembali kenangan perjuanganku belajar di bimbel juga di kelas untuk menembus Psikologi UNPAD, namun harapan itu melayang bersama angin malam nan dingin lalu hilang terbang ke awan yang kelam, sekelam hatiku. Aku tidak lulus SPMB, betapa sedih dan malunya aku.  Guru agamaku bilang Allah pasti memberi yang terbaik untuk hambaNya, mana itu? Protesku dalam hati, kalau memang yang terbaik ya harusnya aku lulus SPMB karena itu keinginanku dan aku mau membahagiakan orang tuaku!. Kalau memang Allah memberi yang terbaik kenapa Dia tidak mengabulkan keinginanku padahal aku belajar siang dan malam sebagai persiapan sebelum SPMB. Aku angkuh karena merasa sudah berusaha maksimal. Kegalauan melanda, aku harus meneruskan kuliah kemana? *** Vivi, temanku di SMA N...