Skip to main content

Kebaikan itu menyelamatkan

Yang haq itu haq dan batil itu batil,
Tidak bisa ia bercampur. Pilihan.

Bismillah.
Kali ini aku pengen bercerita tentang kegiatanku hari ini dengan hikmahnya yang kupetik mengenai kebaikan. Anyway, belakangan kampus biruku diselimuti iklim yang panas, amat panas. Nyaris setiap malam kalo tidur harus buka jendela biar udara masuk, kipas angin diputer full of speed, trus baju tidur dipilih senyaman mungkin, setelah smua strategi itu dijalankan ternyata kamarku tetep aja panas -.-. subhanallah.
Apapun yang diberikan Allah harus disyukuri, Alhamdulillh =).

Karena cuaca panas maka,, jemuranku cepet kering, pedagang es laris manis, sharing payung sharing minum ama temen, menebar  kebaikan dan yang terpenting belajar untuk tidak cepat mengeluh. Lha ini baru panas dunia, smoga gak merasakan panas neraka. Aamiin.

Nah nah, tadi siang. Ups sore maksudnya, tapi masih tetep panas, aku ketemu ama roommate temenku. Niatku awalnya mau cepet2 nyampe mahallah karna mau rehat dan menunaikan amanah ngajarin si imut hidayah mengaji. Tapi kakak itu ngajak aku bercerita dan curcol sii sebenernya karna dia nyaris kehilangan dompet (dia bercerita dengan wajah masih shock dan memegang dompetnya erat2). Dalam hatiku “gakpapa lah dengerin dan silaturrahim ama kaka ini, ga enak kalo mau duluan”.

Setelah kita ngobrol lalu aku balik, melewati fakultas engine. Yang terlintas di pikiranku adalah "cepat sampai kamar, karna hidayah biasanya on time". bip bip, ada sms masuk setelah kubuka ternyata ngaji di-cancel. Huft, untunglah. Aku memperlahan laju langkahku yang tadinya setengah berlari. Lumayan ngos-ngosan juga, lama ga joging euy!.

Malam ini menenangkan. Aku berniat keluar untuk membeli stok makananku buat cemilan sambil belajar. Berjalan keluar menyapa rumput malam sambil menatap langit yang luas, I used to do it. Aku berjalan di luar bumbung, berasa lebih bebas dan lapang saat berjalan beratapkan langit. Langkahku terus menuju mahallah shop aminah. Sesampainya disana ternyata roti yang kuinginkan gak ada, alhasil aku kembali ke shop mahallahku. Ternyata ada, komplit malah. Haissh, jauh2 kesana ternyata ada di sini.

Stelah selesai berbelanja, aku ga langsung pulang. Duduk sebentar di tepi lapangan basket, pas di depan kamarku. Aku menatap langit yang tak banyak bintang namun ada siluet kemerahan yang cantik di sana. Sekilas mengimbas kerdilnya diri ini yang masih bertumpuk noda hitam, dosa. Astaghfirullah. Terus kumohon ampunanNya, jauhkan aku dari maksiat, sucikan hatiku Robb agar aku dapat menangkp cahayaMu. Tak begitu lama aku menikmati angin disana, aku harus segera kembali ke kamar, tugas-tugasku menanti huhu. Well. 

Setibanya di kamar aku baru teringat bahwa air minumku habis. Lalu aku mengisi air water hitterku untuk segera dimasak. Sambil mengisi air, di kejauhan terdengar bunyi telapak kaki yang khas rentaknya, pasti kak rini batinku. "tring" tetiba aku teringat amanah kak oya, minta tolong kasih uang RM3 ke kak rini. Amanah ini udah lama banget. Tapi kita juga lama ga ketemu jadi yaa lupa (lagi dan lagi, ugh!). Awalnya aku agak males mau ke kamarnya karena kalo udah di kamar mager. Maksudnya tar aja pas mau kuliah atau ke tandas kan lewat sana jadi sekalian mampir. Tapi aku berfikir lagi “tar-nya kapan ti? Besok udah pasti masih bernafas kah?” jlep. Lalu aku bergegas masuk dan berniat untuk tidak menunda menyerahkan amanah itu ke kak rini.

Aku mencari sesuatu. Di atas meja, ga ada. Di tas, kosong. Periksa di kasur, lemari, rak buku, plastik belanjaan- nihil. What?? Dompetku ga ada. Astaghfirullah, where are you?. Pikiranku spontan melayang ke tepi lapangan basket, tempat tadi aku duduk di sana. Kubuka venetian blind-ku mengintip lapangan basket dari jendela kamarku.. Hmm, kelihatannya ga ada deh. Banyak orang lalu lalang dari tadi, hilang lah itu =(. Batinku yang lain berkata "Ahh, coba dulu lah diliat langsung, namanya juga usaha". Yup bener, usaha dulu dicek kesana. Kalo ga ada tar tanya orang di café. Aku langsung memakai seragam lengkap keluar kamar. Sambil jalan aku perbanyak istighfar. Semakin dekat ke lapangan. Terus menapakai tangga satu per satu ke bangku atas tempat aku sejenak bertafakur tadi. Mataku terus menatap bangku tersebut, harap2 cemas. Daaan, ternyata dompetku duduk manis disana. Huft.. Lega!. Alhamdulillah yaa Robb.

Aku senyum sendiri.  Masih dengan tersenyum aku berfikir dan menelaah, kalo rejeki emang ga kemana kok. Padahal tuh dompet jelas banget di sana, tapi mungkin Allah ‘menutup’ mata orang2 yang lewat supaya gak terlihat tuh dompet, atau mungkin ada yang melihatnya tapi Allah justru menggerakkan hati mereka untuk tidak mengambilnya. Masyaa Allah. Begini rasanya roomate temenku tadi senengnya, ahh inget tadi aku dengerin curcolnya dia.  =D

Jika dirunut lagi, aku sadar dompetku ga ada karna aku mau ngasih uang ke ka rini, menunaikan amanah. Coba kalo aku tadi gak jadi menunaikan amanah, malah langsung tidur. Mungkin dompet ini beneran wassalam deh. Ahh, kebaikan memang membawa banyak manfaat dan menyelamatkan. Makasih ya Allah atas pelajaran hari ini, Alhamdulillah. Jadi, berbuat baik janganlah ditunda-tunda, lakukan dengan cara yang baik. Kalau memang hakmu maka akan dikasih ke kamu juga, Allah Adil dan ga akan tertukar nikmat yang diberikanNya. Thus, don’t wori b hepi, d show must still go on!. Enjoy aja.

trowbek 18 Maret 2013, 18.21 wib 

Comments

Popular posts from this blog

Baper

Bismillah Kenapa ya kebanyakan yang baper itu cewek? Dari perkataannya sebenernya udah ciwi banget hehe “bawa perasaaan”. As we know, yang lebih suka pake perasaan kan cewek, kalo cowok biasanya lebih menggunakan logika. Walaupun, bukan berarti cewek ga berlogika sama sekali dan cowok ga berperasaan at all yaa. Ini hanya fakta umum sifat yang dominan pada gender saja. Dan semua itu bil hikmah, Allah menciptakan perbedaan cowok dan cewek dari banyak hal tentu ada hikmahnya bahkan ini merupakan salah satu tanda Kebesaran Allah. Ya dong, secara cewe cowo sama2 manusia tapi unik dan (bisa) beda banget dalam beberapa hal tertentu makanya sepasang cowo cewe a.k.a suami istri (bukan sejenis ya) itu akan saling melengkapi kelebihan dan kekurangan masing2. Kekurangan istri adalah kelebihan suami, dan sebaliknya. Nah, dalam hal berumah tangga biasanya chance baper ini akan terbuka lebar. Setan mah selalu mencari celah kelemahan kita ya, dimana kalo ga disikapi dengan baik baper ini akan me...

Jum’at, 5 Juni 2015

Bismilllah Ini cerita tentang proses Jum'at, 5 Juni 2015. Tanggal ini menyejarah dalam hidupku karena banyak hal yang berubah, bukan hanya status. Alhamdulillah di tanggal ini aku menggenapkan setengah dien. Tidak kusangka ternyata seniorku di kampus yang Allah pilihkan sebagai imamku. Bukan hanya satu kampus tapi juga satu organisasi  Forum Tarbiyah (FOTAR) Teringat saat itu September 2014 aku lagi buru2 ke LRT Station KLCC, waktunya sore karena aku baru selesai mengajar. On my way to LRT Station aku buka chatt WA, tertera nama kak fit (murobbiahku), beliau bilang “Assalammu’alaykum puti, in syaa Allah udah siap nikah kan? Ini ada ikhwan yang siap nikah juga. Biodatanya udah saya kirim ke email puti silahkan dibaca, istikharah dan dipertimbangkan”. WHATZ? Langkahku sempat terhenti, calon? Nikah? Hmm I keep questioning my self “r u really ready to get married?”. Rasanya siap ga siap yah. Feelingku mengatakan nih ikhwan kayaknya ikhwan Fotar deh sehingga aku membalas chatt ka ...

RencanaNya begitu Indah

Bismillah.  Suatu malam pertengahan tahun 2007. Aku duduk terdiam di depan komputer salah satu warnet dekat rumahku. Aku tidak percaya dengan hasil yang kulihat, tertera keterangan bahwa aku tidak lulus SPMB. Kuimbas kembali kenangan perjuanganku belajar di bimbel juga di kelas untuk menembus Psikologi UNPAD, namun harapan itu melayang bersama angin malam nan dingin lalu hilang terbang ke awan yang kelam, sekelam hatiku. Aku tidak lulus SPMB, betapa sedih dan malunya aku.  Guru agamaku bilang Allah pasti memberi yang terbaik untuk hambaNya, mana itu? Protesku dalam hati, kalau memang yang terbaik ya harusnya aku lulus SPMB karena itu keinginanku dan aku mau membahagiakan orang tuaku!. Kalau memang Allah memberi yang terbaik kenapa Dia tidak mengabulkan keinginanku padahal aku belajar siang dan malam sebagai persiapan sebelum SPMB. Aku angkuh karena merasa sudah berusaha maksimal. Kegalauan melanda, aku harus meneruskan kuliah kemana? *** Vivi, temanku di SMA N...