Malam semakin dalam kelamnya. Bumi gombak semakin sunyi. Yang ada, hanya sisa sisa tenaga manusia setelah padat beraktivitas sejak pagi. Pun, aku dan suamiku. Kami mulai merapat ke peraduan dan beringsut dengan selimut sebab suhu malam ini lebih sejuk dari biasanya. Setelah semua lampu dimatikan, terlihat beberapa pendar cahaya. Merah, biru, dan kuning.
Lalu, suamiku mematikan device wifi kami, padamlah cahaya biru itu. Tersisa cahaya merah dari air cooler dan satu lagi kedap kedip cahaya kuning yang cukup terang. Suamiku bertanya cahaya apa itu? Kami mencari sumbernya, ternyata cahaya itu berasal dari sudut kecil atas handphone suamiku.
Sejenak ia terdiam, "gak nyangka hp ini ada cahayanya, lebih terang ketika semua kelam". Aku mendengar saja sebab sepertinya ada hikmah yang akan diungkapnya. "Beginilah sayang, cahaya itu ibarat amal kita. Nanti disana ketika semua orang huru hara, khawatir akan perhitungan amal dari Sang Maha Adil. Harap2 cemas menanti keputusan dan pembalasan akan amal tersebut. Lantas, Sekecil apapun amal kebaikan akan terlihat besar. Ya seperti cahaya di hp ini, kecil saja, aku tak menyadarinya, bahkan baru kuketahui wujudnya ketika gelap begini".
Jleb! Aku terpaku, tanpa kata, hanya terdengar suara jangkrik saja di luar sana. Lalu ia meneruskan, "jadi, sekecil apapun amal kebaikan, jangan kita sia2kan apalagi diremehkan, siapa tau kebaikan yang dianggap kecil itulah yg menolong kita disana, ya?". Kubalas dengan senyuman hangat untuknya.
"Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan" (QS. An Naba: 10-11)
Jumaah mubarakah peps!
Source: khansaazzahra1.blogspot.com
Comments
Post a Comment