Mengingatmu anakku adalah mengenang perjanjianku dengan ibumu di hadapan penghulu, mengingatmu anakku adalah mengenang gubuk kita yang reyot di lorong sempit dan becek, mengingatmu anakku adalah mengenang nenek dan kakekmu yang ringkih, terseok-seok menyeret beban kehidupan namun tetap melangkah kendati goyah, mengingatmu anakku adalah mengenang aisyah puteri abu bakar siddik isteri rasul yang kehidupannya penuh kemuliaan, kezuhudan, ketawadhuan, serta pengabdian.
Mengenangmu anakku adalah kerinduanku pada lirihnya suaramu melantunkan asmaul husna di setiap malam yang sepi,
Mengenangmu anakku adalah kerinduanku pada lagumu ketika membacakan surah al-waqiah agar tidak tergolong pada orang-orang yang lalai dan menghindari dari kefakiran.
Mengenangmu anakku adalah kerinduanku pada nyanyianmu yang mendendangkan doa ad-dhuha di pagi hari: Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu.............
purnama penuh, malam hening, sepi
langit bening berkilau cahaya
rumput basah berselimut embun
nun di sana
senyummu menyejukkan sukmaku
jadilan seperti fatimah Az-Zahra
yang tak goyah hati dan imannya
kendati didera kemiskinan dan penderitaan.
palembang, 31 Agt 2012
bagi puteriku puti efha melati
Comments
Post a Comment