I
anakku sayang, belahan jiwa
membayangkan dirimu adalah siksa
rindu dan perih menyesak dada
gerimis memenuhi jalanan,
angin menderu, dedaunan melambai
terkenang aku akan perjuanganmu:
gadis muda, berdarah muda
manakala angin berbisik kepadanya:
duhai putri nan rendah hati
teruslah melangkah ke seberang, memburu bintang
di sana sejuta cahaya telah menantimu.
senyumnya mengembang, pipinya merona merah
dadanya dipenuhi berjuta harapan
bibirnya tak henti-henti bertasbih
langit membelah, angannya merekah
dengan bismismillah, dia melangkah.
II
berkaos merah, lapis gaun putih, kerudung putih
gadis muda itu tegar melangkah, menyeret koper tua
bola matanya berbinar, senyumnya amatlah indah
dia jemput masa depan dengan segenap keyakinan.
matahari sepenggalah
keringat meleleh, melunturkan kaos merah
dan gadis muda itu tetap melangkah
membelah angkasa, meninggalkan asa
telah jutaan kilometer dia berlari
sudah ribuan hari ia jalani
dahaga, lapar, kemiskinan adalah irama hidupnya
: hidup tak boleh bersedih papa
hidup adalah harapan
dan harapan adalah perjuangan.
duh, anakku
gadis muda berkerudung putih
belum lagi setahun jagung usiamu
telah kenyang menelan pahitnya empedu
kini, atap rumah kita sudah miring anakku
tiang penyangganya lapuk dimakan waktu
tapi ia tetap menunggumu pulang
kendati beban tak pernah hilang.
anakku sayang belahan jiwa
jika kantukmu datang
ingatkanlah nyanyianku di masa lalu:
timang-timang anakku sayang
buah hati ayahanda seorang
palembang, 110311
bagi anakku; puti hanum chaniago
Comments
Post a Comment